ASPEK KEHIDUPAN DAN FUNGSI CERITA RAKYAT MELAYU JAMBIBERJUDUL “ELANG MENAUN”
Keywords:
aspek kehidupan, fungsi, cerita rakyat, elang menaunAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek kehidupan dan fungsi cerita rakyat Melayu Jambi berjudul “Elang Menaun”. Penelitian yang dikategorikan sebagai penelitian kualitatif ini bertujuan membangun persepsi alamiah sebuah objek. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang digunakan ketika meneliti status kelompok manusia, suatu objek, bahkan pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi kemudian dianalisis dengan memanfaatkan teknik interaktif Miles dan Huberman. Untuk menjamin keabsahan data, digunakan teknik penjamin keabsahan data berupa teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi teori. Setelah dilakukan penelitian diketahui adanya aspek kehidupan dan fungsi cerita rakyat Melayu Jambi berjudul “Elang Menaun”. Aspek kehidupan yang ditemukan dalam cerita “Elang Menaun”ini terdiri dari: aspek spiritual (religi) berupa: masyarakatnya yang belum mengenal hukum halal haram dan tidak takut pada dosa; aspek sosial budaya berupa: kehidupan masyarakat yang masih berada pada garis kemiskinan, adanya hubungan persahabatan dan kekerabatan yang erat, serta adanya strata sosial dalam masyarakat; dan aspek emosi (psikologis) berupa: adanya sikap terbuka, sikap tabah, sabar, dan jiwa seperti kacang lupa pada kulitnya. Sementara itu, fungsi cerita ditemukan adanya fungsi pendidikan, yaitu mendidik manusia agar sadar dan tahu hukum dan mendidik masyarakat agar selalu menuntut ilmu ke mana, di mana, dan kapan pun; fungsi proyeksi (pencerminan) kehidupan masyarakat pada masa lalu, yaitu mencerminkan keadaan masyarakat saat itu yang belum mengenal hukum halal dan haram yang terlihat dari jenis makanan yang mereka konsumsi sehari-hari, Jambi yang merupakan daerah kaya akan sungai, adanya kegiatan perniagaan akulturasi, asimilasi kebudayan, dan sebagainya; fungsi hiburan, yaitu memberikan hiburan bagi masyarakat karena masyarakat diajak “berkelana dan menjelajahi” kehidupan masyarakat Jambi pada masa itu.