IDIOLEK PETANI PADI DI DUSUN MARGA RAHAYU DESA BUKIT SUBAN KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN SAROLANGUN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Keywords:
idiolek, petani padi, kajian sosiolinguistikAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna idiolek yang digunakan oleh petani padi di Dusun Marga Rahayu Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, dalam berkomunikasi dengan sesama rekan petani. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bentuk dan makna idiolek yaitu Idiolek dalam bentuk kata yaitu ditemukan ora, ora tau, opo jeru, ngarit, dek, dan beberapa kata yang diulang-ulang misalnya lha yo, alah-alah, ijeh yang merupakan elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa yang dapat berdiri sendiri, artinya bentuk idiolek dalam pemilihan kata ini dapat dipergunakan oleh para penutur dan hubungan antara penutur dan petutur sudah amat akrab. Kemudian idiolek dalam bentuk morfem dasar terikat, bentuk morfem dasar terikat yaitu men (Biarlah), mbokan (mungkinkan), gaweo (buatkan) atau morfem dasar yang dapat menjadi kata bila bergabung dengan afiks atau dengan morfem lain. Artinya, saat penutur berbicara dengan lawan tuturnya penutur tersebut menggunakan bentuk idiolek yang berbeda yaitu dengan menggunakan bentuk morfem dasar terikat sebagai salah satu bentuk dari gaya saat berbahasa agar lawan tuturnya merasa lebih akrab dan bisa mengenali idiolek atau ciri khas penggunaan bahasa lawan tuturnya hanya dengan mendengar suaranya saja. Dari dua bentuk idiolek berupa tataran pilihan kata dan morfem dasar terikat tersebut memiliki makna leksikal atau makna kata berdasarkan yang sebenarnya.